Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

JENIS-JENIS TRANSAKSI

Jenis Bukti Transaksi berbeda-beda sesuai transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Secara garis besar transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dikelompokan dalam :
a. Transaksi pengeluaran uang/kas
b. Transaksi penerimaan uang/kas
c. Transaksi Pemberian kredit
d. Transaksi Penjualan kredit
e. Transaksi lain-lain

a. Bukti Transaksi Pengeluaran Uang
 Bukti pengeluaran uang dapat diperoleh dari bukti ekstern yaitu kwitansi yang dibuat dan ditanda tangani oleh pihak penerima uang. Seperti pada contoh kwitansi yang di tanda tangani oleh Tuan Aries Karjo sebagai pembayar. satu bukti transaksi. Contoh Tuan Bambang membayar utangnya kepada Distributor Jaya Abadi, dengan Check, maka Check yang telah ditulis dan ditanda tangani tuan disobek dan diserahkan kepada Distributor Abadi, Strook masih tertempel dalam Buku Check .
Selain bukti ekstern tersebut bukti pengeluaran uang, perusahaan dapat membuat bukti intern untuk meningkatkan pengendalian usahanya. Bukti-bukti inetern dilampiri bukti-bukti pendukung yang memperkuat alasan pembayaran uang tersebut dan dilampiri juga  bukti ekstern (kwitansi) atau bukti lain). Bukti intern pengeluaran uang ini adalah Bukti Kas Keluar. Sebagai contoh, Pembayaran Hutang (faktur pembelian)  dari PT. Patal Mataram Kepada PT. “ Adi Rasa”

b. Bukti Transaksi Penerimaan Uang
Pada saat menerima pembayaran/uang, penerima uang membuat dan menandatangani kwitansi yang bermeterai sesuai dengan peraturan Bea + Meterai, lembar utama diserahkan kepada yang membayar. Strook tertanggal pada buku kwitansi, atau kwitansi dibuat rangkap dua, yang asli dan bermeterai diserahkan kepada pembayar, tembusan atau copy sebagai arsip Strook atau copy kwitansi sebagai bukti transaksi penerimaan uang. Sepertinya hal pengeluaran kas, untuk meningkatkan pengendalian, penerimaan kas dapat dibuatkan bukti-bukti intern yang dilampiri dokumen
Nomor Urut : 02/BKK/I/86
Tanggal : 2 Januari 1986 No. CHECK : 0332/BNI-1946
Dibayarkan kepada  : PT. “ADI RASA” Yogyakarta
Jumlah dibayar        :     
Pembayaran atas pembelian 10.000 buah paper Cores @ Rp 99,00
Keterangan           :
Pada tanggal 7 Desember 1985
Faktur No. : 415/PC/85
                 - 10.000 buah @ Rp 99 = Rp 990.000,00
                 - PPN 10 %                    = Rp   99.000,00


# satu juta delapan puluh sembilan ribu rupiah
Jumlah : Rp  1.089.000,00
Disetujui oleh :
Dibayarkan :
Drs. AGUS MARGONO
DADANG SUDRADJAD
Dibukukan
Tanda Tangan

pendukung penerimaan tersebut. Bukti intern penerimaan uang ini adalah Bukti Kas Masuk.

c. Bukti Pembelian Kredit
Pembelian kredit atas barang-barang dilakukan dengan perjanjian mengenai sayarat-syarat pembayaran dan syarat-syarat penyerahan. Setelah terjadi kesepakatan barang dikirimkan oleh penjualan kepada pembelian disertai dokumen-dokumen; seperti faktur dan surat pengiriman barang (DO). Dokumen-dokukmen ini dibuat beberapa copy, yang asli dikirimkan kepada pembeli copy sebagai arsip penjual untuk berbagai keperluan. Bagi pembeli faktur yang diterima dari penjual merupakan bukti transaksi dari penjual merupakan Bukti Transaksi Pembelian Kredit.

d. Bukti Pembelian Tunai
Bukti Transaksi Pembelian Tunai dapat berupa kwitansi, atau Nota Pembelian yang asli yang diterima pembeli dari penjual, atau dapat dibuatkan bukti intern oleh perusahaan yaitu Bukti Kas Keluar.

e. Bukti Penjualan Kredit
  Bukti penjualaan kredit berupa tembusan/copy faktur yang dibuatkan oleh penjual yang aslinya dikirimkan kepada pembeli, misalkan PT. PATAL Mataram menjual dengan kredit pada CV. Sandang Kencana, Faktur asli yang dikirimkan kepada CV. Sandang Kencana

f. Bukti Penjualan Tunai
 Penerimaan uang dari penjualan tunai berupa copy nota penjualan, strook yang tertinggal atau copy kwitansi dan dapat juga dibuat bukti interm yaitu Bukti Kas Masuk

g. Bukti-bukti Transaksi lain-lain
Transaksi-tansaksi lain seperti retur pembelian, retur penjualan, daftar/struk gaji, pembebanan perlengkapan, beban penyusutan dan dibuatkan bukti-bukti intern, yaitu bukti memo dibuat oleh Pimpinan atau pemilik perusahaan.

Akuntansi Persediaan

Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud (tangible assets) yang memenuhi kriteria (PSAK: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14)  yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

KLASIFIKASI PERSEDIAAN
 Berdasarkan kriteria di atas, persediaan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a) Barang dagangan yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam kondisi sudah siap untuk dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut. Misalnya persediaan pedagang mobil akan terdiri dari mobil, persediaan toko bahan makanan akan terdiri dari sayur, daging, makanan/minuman dalam kaleng, bahan roti dan kue, dan lain-lain.

b) Bahan baku adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam keadaan harus dikembangkan/diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagain utama dari barang jadi. Misalnya untuk memproduksi sepeda maka bahan baku yang dibutuhkan adalah pipa baja.

c) Bahan pembantu adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam rangka mendukung proses produksi sampai menjadi barang jadi. Misalnya aksesoris perlengkapan sepeda merupakan bahan pembantu bagi pembuatan sepeda.

d) Barang dalam proses adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum selesai diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Barang dalam proses dapat dilihat ketika anda berkunjung ke sebuah pabrik yang sedang dalam proses produksi, misalnya pipa baja yang sedang diproses dengan mesin agar menjadi bentuk yang diharapkan.

e) Barang jadi adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk dan telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja serta biaya overhead  pabrik secara tuntas. Misalnya penyelesaian akhir dari sebuah sepeda sehingga menjadi sepeda yang siap untuk dijual.

Pengeluaran Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto

Apabila tingkat bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga obligasi, maka pembeli (investor) akan bersedia membayar dengan harga harga lebih tinggi darui nilai nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor bersedia membayar dengan premi. Premi akan mengurangi beban bunga. Sebaliknya diskonto akan menambah  beban bunga.

Obligasi kadang-kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal bunga tetapi pada suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga. Mengingat bahwa bunga obligasi selalu dibayar untuk periode waktu tetap, maka pembeli obligasi dikenakan bunga berjalan yaitu bunga antara tanggal pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan tanggal pengeluaran (penjualan) obligasi.

Keuntungan ataupun kerugian sebagai akibat adanya premi atau diskonto dari penjualan obligasi bukanlah merupakan laba atau rugi pada periode di mana penjualan itu terjadi, melinkan merupakan keuntungan atau kerugian sepanjang umur dari Hutang obligasi yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap akhir periode (tahun) perlu disusun jurnal pembebanan keuntungan atau kerugian tersebut ke akun “Beban bunga”, melalui jurnal penyesuaian.


Pencatatan Hutang Dan Pengeluaran Obligasi

Pencatatan Pengeluaran Obligasi
Untuk dapat memahami akuntansi obligasi perlu dipahami dahulu beberapa istilah penting yang berhubungan dengan obligasi.
1. Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada tanggal jatuh tempo obligasi.

2. Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus dilunasi.
3. Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada pemegang obligasi. Bunga obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu.
4. Tanggal bunga  yaitu tanggal di mana bunga obligasi akan dibayar. Kadang-kadang bunga obligsi dibayar tiap setengah tahunan sehingga pada tiap tahun terdapat dua tanggal bunga. Misalnya tanggal bunga 1/4  dan 1/10 berarti bahwa pada tanggal 1 April dibayar bunga untuk periode 6 bulan dan pada tanggal 1 Oktober dibayar bunga untuk periode 6 bulan lagi. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang.
5. Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan tanggal bunga tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak dengan jelas pada tiap-tiap lembar sertifikat obligasi.

Pencatatan  Hutang obligasi
Oleh karena dalam hal hutang obligasi, perusahaan sebagai pihak debitur yang aktif mengeluarkan surat–surat tanda utang itu, maka perlu diadakan pembahasan yang sedikit mendalam tentang pembukuannya.

Pencatatan selama peredaran Hutang obligasi
Bilamana perusahaan berhasil menjual sejumlah surat obligasi yang dikeluarkannya, berarti perusahaan berhasil memperoleh sejumlah uatng jangka panjang yang nantinya setelah tiba saat jatuh temponya akan dilunasi sebesar nilai nominalnya. Oleh sebab itu hasil penjualan obligasi dibukukan pula sebesar nilai nominalnya ke dalam akun hutang obligasi. Sedangkan selisih antara harga penjualan (harga kurs) dengan harga nominal tersebut, dibukukan tersendiri ke akun Diskonto obligasi, jika harga kurs dibawah nialai nominalnya dan dibukukan ke dalam akun Premi obligasi jika harga kurs di atas nilai nominalnya. 

Jenis Hutang Jangka Panjang Dan Obligasi

Di dalam praktik kita mempunyai berbagai jenis hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya hutang jangka panjang dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung. Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual  jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.

2. Hutang Obligasi ialah hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi yang bertindak sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan ketentuan-ketentuan lain sesuai dengan jenis obligasi yang bersangkutan. Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil peinjaman dari suatu bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana, sebaliknya pinjaman obligasi  mengandung berbagai masalah dan variasi yang berpengaruh pula pada akuntnasinya. Pembahasan dalam buku ini akan dititik beratkan pada akuntansi untuk pinjaman obligasi.
Jenis-jenis Obligasi
Dalam masyarakat berbagai macam obligasi yang diperlukan untuk pembelanjaan perusahaan. Jenis yang paling banyak dikenal ialah:
1. Obligasi terjamin, adalah  obligasi terjamin yang masih dibedakan menurut jenis kekayaan yang dijadikan jaminan seperti misalnya : 
a. Dijamin Harta Tak Bergerak Tanah Atau Gedung
b. Dijamin Harta Bergerak Seperti Mesin, Perlengkapan Dan Kekayaan Lainnya.
Apabila obligasi terjamin tidak dapat dilunasi pada tanggal jatuh temponya maka kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual untuk melunasi obligasi tersebut. 

2. Obligasi tak terjamin, obligasi semacam ini tidak dijamin dengan harta kekayaan tertentu sehingga laku tidaknya obligasi ini di pasaran surat berharga sangat tergantung pada kepercayaan  masyarakat terhadap perusahaan yang mengeluarkannya. Obligasi terjamin kadang-kadang dibedakan lagi menjadi beberapa tingkatan seperti obligasi pertama, kedua, atau bahkan ketiga. Hal ini berarti bahwa jika obligasitidak dapat dilunasi pada saat jatuh temponya  maka kekayaan yang menjadi jaminan harus dijual atau dilelang. Hasil penjua1lan kekayaan tersebut pertama-tama akan dipakai melunasi obligasi-obligasi terjamin pertama, jika masih ada sisanya barulah digunakan untuk melunasi obligasi terjamin berikutnya.

Timbulnya Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana. Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan emberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung atau pembelian mesin-mesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau modal sendiri. Ditinjau dari sudut perusahaan yang membutuhkan dana, pinjaman berupa obligasi memiliki beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan apabila perusahaan mengeluarkan saham.

Keuntungan-keuntungan 
mengeluarkan obligasi antara lain:
1. Pemegang obligasi (pemberi pinjaman) tidak mempunyai hak suara sehingga tidak akan berpengaruh pada manajemen perusahaan.
2. Beban yang timbul dari obligasi yang berupa bunga, mungkin lebih rendah dibandingkan dengan deviden yang harus dibayarkan kepada para pemegang saham.
3. Menurut peraturan pajak penghasilan, bunga bisa dikurangkan dari penghasilan untuk menentukan laba yang akan dikenakan pajak sehingga bunga bisa memperkecil pajak penghasilan. Di lain pihak, deviden tidak boleh dikurangkan sebagai beban, karena deviden dipandang sebagai pembagian keuntungan.

Namun demikian, pengeluaran obligasi juga mempunyai akibat- akibat
yang kurang menguntungkan, antara lain:
1. Bunga obligasi merupakan beban tetap bagi perusahaan yang mengeluarkannya. Artinya baik dalam keadaan mendapat laba atau sedang menderita rugi, bunga tetap harus dibayar. Deviden tidak demikian halnya, karena deviden hanya dibayar jika perusahaan mendapat laba.
2. Apabila perusahaan tidak mampu membayar/melunasi pinjaman obligasi yang sudah jatuh tempo, maka pemegang obligasi tetap mempunyai hak untuk menuntut pengembalian dari obligasi, misalnya melalui melikuidasi perusahaan.

Pengertian Transaksi Bisnis Perusahaan

Sebagai suatu organisasi yang berorientasi pada perolehan laba, perusahaan akan berusaha untuk menghasilkan barang atau jasa untuk dijual ke konsumen dengan harga tertentu hingga perusahaan mendapatkan keuntungan. Untuk melaksanakan kegiatannya, tentunya perusahaan memerlukan dana. Dana ini akan digunakan untuk pembayaran tagihan telpon, pembayaran gaji karyawan,  dan sebagainya.  Kejadian ekonomis dari suatu perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan atau hasil operasi dan harus dicatat oleh perusahaan yang bersangkutan itulah yang disebut transaksi bisnis (business transaction). Transaksi bisnis dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal.
Transaksi eksternal merupakan kejadian dengan pihak luar perusahaan. 
(1) Menyelenggarakan pencatatan transaksi bisnis perusahaan 
(2) Menganalisis pengaruh transaksi bisnis ini terhadap aset dan ekuitas perusahaan
(3) Menyiapkan laporan untuk pengambilan keputusan Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis yang menyebabkan perubahan dalam aset dan/atau kewajiban, dan/ atau ekuitas Transaksi bisnis dikelompokkan menadi 2 (dua), yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal
Contoh: pembelian perlengkapan kepada pemasok, pembayaran uang muka sewa gedung, pembelian mesin. Sedangkan, transaksi internal adalah kejadian ekonomis yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri. Contoh transaksi internal adalah penggunaan perlengkapan, pemanfaatan gedung beberapa waktu, penggunaan mesin, dan lain-lain. Semua  transaksi bisnis perusahaan akan senantiasa berpengaruh pada perubahan pada ketiga unsur persamaan dasar akuntansi, yaitu aset dan/ atau kewajiban dan/ atau ekuitas. Transaksi bisnis perusahaan ini paling tidak akan mempengaruhi 2 (dua) diantara 3 (tiga) komponen atau unsur dalam persamaan dasar akuntansi. Sebagai contoh: jika dalam perusahaan itu terdapat kenaikan aset, maka kejadian ini akan bisa berpengaruh pada:
1. Penurunan aset yang lain, atau
2. Kenaikan kewajiban tertentu, atau
3. Kenaikan ekuitas
Berbagai transaksi bisnis baik transaksi internal maupun transaksi eksternal yang terjadi di perusahaan akan berpengaruh terhadap unsur-unsur persamaan dasar akuntansi.
Perhatikan transaksi bisnis sederhana tentang pembelian perlengkapan secara kredit. Transaksi sederhana ini akan mengakibatkan perubahan atau berpengaruh pada kenaikan kewajiban tertentu, yaitu utang usaha dan kenaikan aset tertentu yaitu perlengkapan.

Jenis-jenis Organisasi Perusahaan

Hampir semua organisasi memerlukan akuntansi. Dalam hal tertentu, prosedur akuntansi dapat tergantung pada bentuk organisasi.Jenis perusahaan ada 3 (tiga), yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa

 Oleh karena itu, sebelum membahas tentang materi akuntansi yang lebih jauh, perlu bagi kita untuk mengenal bentuk organisasi atau perusahaan. Umumnya terdapat 3 (tiga) bentuk perusahaan yang berbeda, yaitu perusahaan perorangan, perusahaan persekutuan, dan perusahaan perseroan. Masing-masing bentuk perusahaan ini memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Jenis-jenis perusahaan meliputi:

1. Perusahaan perseorangan
Perusahaan perseorangan dimiliki oleh individu, pemilik tunggal. Bentuk ini mudah pengelolaannya, biayanya juga tidak terlalu mahal. Kelemahan utama bentuk perusahaan ini adalah sumberdaya keuangan yang terbatas pada harta milik pribadi.

2.  Perusahaan persekutuan
Perusahaan persekutuan dimiliki oleh dua atau lebih individu, masing-masing pemilik menyetorkan modalnya ke perusahaan untuk bekerja secara bersama-sama. Sumberdaya keuangan tidak hanya berasal pada satu orang saja, tetapi berasal dari beberapa pemilik perusahaan.

3. Perusahaan perseroan
Perusahaan perseroan Sering disebut juga korporasi. Perusahaan ini dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah sebagai suatu badan hukum. Biasanya modalnya terdiri dari saham-saham, yang diterbitkan oleh korporasi tersebut dan dijual kepada masyarakat yang berminat. Keunggulan utama bentuk perusahaan korporasi adalah kemampuan untuk mendapat sejumlah sumberdaya keuangan dengan cara menerbitkan saham tersebut. Sehingga pemegang saham perusahaan ini bisa perorangan, atau individu yang membeli
saham perusahaan ini.

Jenis-jenis Perusahaan

Dalam praktik dan kehidupan sehari-hari, banyak jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Secara umum, perusahaan adalah suatu organisasi yang memanfaatkan sumberdaya (input) seperti bahan baku, tenaga kerja untuk diproses dalam menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan. Ukuran perusahaanpun juga sangat bervariasi, ada yang kecil hingga perusahaan raksasa.
Tujuan dari kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba. Laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut. Namun ada juga perusahaan yang bertujuan tidak semata-mata karena laba yang disebut sebagai perusahaan nirlaba. Terdapat 3 (tiga) jenis perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan laba, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Setiap jenis perusahaan memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik perusahaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur
Perusahaan ini mengubah input dasar menjadi produk jadi yang akan dijual kepada masing-masing pelanggan.  Contoh perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur, seperti PT Gudang Garam dengan produk utamanya adalah rokok, PT Unilever yang menghasilkan barang-barang konsumsi, seperti pasata gigi, sabun mandi, dan sebagainya.

2. Perusahaan dagang
Perusahaan ini juga menjual produk ke pelanggan, tetapi perusahaan ini tidak memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Perusahaan membeli dari perusahaan lain barang yang akan dijualnya. Contoh perusahaan dagang adalah Alfamart, Alfa, Hero, dan sebagainya.

3. Perusahaan jasa
Perusahaan ini menghasilkan jasa, bukan barang atau produk yang kasat mata. Contoh perusahaan ini adalah Hotel Santika, Biro Perjalanan Shafira, dan sebagainya.

Profesi Akuntansi

Kontribusi para akuntan terhadap sistem sosial ekonomi suatu negara tidaklah sedikit.  bidang spesialisasi akuntansi dalam praktik sehari-hari. Secara garis besar, akuntansi dibedakan menjadi 2 (dua) bidang yaitu: (1) akuntansi publik, dan (2) akuntansi intern (akuntansi swasta). 
Akuntansi publik berkenaan dengan pelayanan jasa akuntansi bagi masyarakat. Akuntan yang berprofesi pada akuntansi publik disebut sebagai akuntan publik dan mereka akan mendapatkan fee dari pengguna jasanya. Jenis pekerjaan yang biasa dilakukan oleh akuntan publik meliputi pemeriksaan laporan keuangan, bantuan di bidang perpajakan, sistem informasi akuntansi ataupun konsultasi manajemen. Untuk dapat menjadi Akuntan Publik Bersertifikat (Certified Public Accountants = CPA) ada persyaratan khusus yang harus ditempuh oleh para akuntan. Organisasi profesi akuntan di Indonesia disebut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Sedangkan, dalam akuntansi internal, para akuntan akan bekerja pada sebuah perusahaan.  Akuntansi intern disebut juga akuntansi swasta. Para akuntan yang berkecimpung dalam akuntansi intern ini dikatakan berprofesi sebagai akuntan intern atau akuntan swasta atau akuntan manajemen. Jasa yang diberikan oleh para akuntan dalam sebuah perusahaan meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai: (a) controller, (b) bookkeeper (pemegang buku), (c) cost accountant (akuntan industri atau akuntan biaya), (d) internal auditor (pemeriksa intern), (e) tax specialist, dan (f) akuntan penyusun anggaran. 

Bidang-bidang Spesialisasi Akuntansi
1. Akuntansi keuangan disebut juga akuntansi umum (general accounting). Informasi yang disajikan dari akuntansi keuangan berupa laporan keuangan, yang penggunanya adalah pengambil keputusan dari pihak luar perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan bersifat umum untuk berbagai pengguna. Kelompok pengguna yang biasanya memerlukan informasi akuntansi keuangan adalah:
a. Pemilik perusahaan, menggunakan informasi keuangan ini untuk pengambilan keputusan apakah mereka akan tetap bertahan pada pemilikan perusahaan tersebut atau harus melepaskan kepemilikan dalam perusahaan. 

b. Kreditor perusahaan, menggunakan informasi keuangan ini untuk pengambilan keputusan apakah pihaknya akan memperpanjang pemberian kredit perusahaan tersebut atau menolaknya 

c. Pemerintah menggunakan informasi ini sebagai dasar penetapan besarnya pajak, dsb 

d. Karyawan memerlukan informasi keuangan ini untuk melakukan negosiasi dengan perusahaan dalam hal kontrak atau berbagai keputusan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan

e. Pelanggan perusahaan menggunakan informasi keuangan ini untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kerjasama dengan perusahaan

2. Akuntansi biaya (cost accounting),  penganggaran masuk dalam kelompok akuntansi manajemen. Manajemen perusahaan harus menyediakan berbagai informasi untuk encapaian sasaran. Kategori utama dari informasi yang diperlukan adalah untuk perencanaan dan pengendalian perusahaan yang bersifat harian. Manajemen harus mengetahui apa yang terjadi di perusahaan dan lingkungannya pada saat sekarang dan apakah operasi perusahaan bisa berjalan dengan lancar sebagaimana yang diinginkan untuk mencapai tujuannya.
Kategori lain atas informasi yang dibutuhkan manajemen adalah untuk perencanaan jangka panjang, misalnya untuk menentukan kebijakan menyeluruh bagi perusahaan atau untuk membuat kebijakan khusus karena adanya kejadian di masa lampau yang tidak diinginkan akan terulang lagi di masa mendatang.

3. Akuntansi manajemen meliputi 3 (tiga) fungsi, yaitu: (1) pemilihan dan pencatatan data, (2) analisis data, dan (3) menyiapkan laporan bagi manajemen

4. Akuntansi pemeriksaan (Auditing). Akuntansi pemeriksaan adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan pemeriksaan terhadap catatan hasil kegiatan Akuntansi Keuangan yang bersifat pengujian atas kelayakan Laporan Keuangan secara bebas (independen/ tidak berpihak) dan obyektif.

5. Akuntansi perpajakan (Tax Accounting). Bidang Akuntansi Perpajakan berhubungan dengan penentuan obyek pajak yang menjadi tanggungan perusahaan serta perhitungannya. Kegiatan akuntansi Perpajakan adalah membantu manajemen dalam menentukan pilihan-pilihan transaksi yang akan dilakukan sehubungan dengan pertimbangan perpajakan.

6. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting). Bidang kegiatan akuntansi anggaran berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data operasi keuangan yang sudah terjadi serta taksiran kemungkinan yang akan terjadi, untuk kepentingan penetapan rencana operasi keuangan perusahaan (anggaran) dalam suatu periode tertentu.

7. Akuntansi Pemeriksaan (Governmental Accounting). Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan masalah pemeriksaan keuangan Negara lazim disebut Administrasi Keuangan Negara.

Peran Akuntansi dalam Perusahaan dan Pengguna Akuntansi

Pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan. Informasi lainpun juga diperlukan dalam pengambilan keputusan perusahaan. Informasi-informasi tersebut ditampung menjadi satu, dianalisis dan pada akhirnya dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. 
Sebagai suatu sistem informasi, Akuntansi sangatlah diperlukan baik oleh pihak intern perusahaan, maupun dari luar perusahaan. Secara garis besar, pihak-pihak yang memerlukan informasi akuntansi adalah:
1. Manajer. Seorang manajer perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk penyusunan perencanaan perusahaan, mengevaluasi kemajuan yang dicapai perusahaan, serta melakukan tindakan koreksi yang diperlukan

2.  Investor. Para investor sangat memerlukan data akuntansi suatu organisasi untuk menganalisis perkembangan organisasi yang bersangkutan. Investor telah melakukan penanaman modal pada suatu usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil. Sehingga, investor harus melakukan analisis laporan keuangan perusahaan yang akan dipilihnya untuk disuntik dana dari investor. 

3. Kreditor. Kreditor berkepentingan dengan data akuntansi, karena kreditor berkepentingan untuk pemberian kredit kepada calon Identifikasi Pencatatan Komunikasi Memilih Transaksi Pencatatan, Penggolongan, dan Pengikhtisaran Mempersiapkan laporan akuntansi Menganalisis dan menginterpretasikan untuk pengguna Pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi akuntansi adalah manajer, investor, kreditor, pemerintah, organisasi nirlaba, lainnya.

 4 nasabahnya. Nasabah yang dipilih kreditor adalah nasabah yang mampu mengembalikan pokok pinjaman beserta bunganya pada waktu yang tepat. Oleh karena kreditor sangat berkepentingan dengan laporan keuangan calon nasabah dan nasabahnya.

5. Instansi Pemerintah. Instansi pemerintah sangat berkepentingan dengan informasi akuntansi. Dari informasi keuangan suatu organisasi, pemerintah akan dapat menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar oleh organisasi yang bersangkutan.

6. Organisasi Nirlaba. Meski organisasi nirlaba bertujuan tidak untuk mencari laba, organisasi ini masih sangat memerlukan informasi keuangan untuk tujuan penyusunan anggaran, membayar karyawan dan membayar beban-beban yang lain

7. Pemakai lainnya. Informasi akuntansi juga diperlukan oleh organisasi lainnya seperti organisasi buruh, yang memerlukan informasi akuntansi untuk mengajukan kenaikan gaji, tunjangan-tunjangan, serta mengetahui kemajuan perusahaan dimana mereka bekerja.

Pengertian dan Tujuan Akuntansi

Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar informasi yang diperlukan para manajer modern adalah informasi akuntansi. Oleh karena itu, para manajer dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi. Perkembangan perekonomian yang semakin pesat inilah yang menuntut para pelaku ekonomi untuk lebih memahami data akuntansi yang dapat memberikan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis (business language), atau lebih tepatnya sebagai bahasa pengambilan keputusan. Semakin seseorang menguasai bahasa ini, maka akan semakin baik pula orang tersebut menangani berbagai aspek keuangan dalam kehidupan-nya. Definisi akuntansi dapat dirumuskan melalui 2 (dua) sudut pandang, yakni definisi dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi dan definisi dari sudut pandang proses kegiatannya. Apabila ditinjau dari sudut pandang pengguna jasa akuntansi, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu dan atau aktivitas jasa yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksana-kan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan suatu entitas atau transaksi yang bersifat keuangan (financial ).   
Maka akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis (business language) Dari sudut pandang pengguna jasa, akuntansi sebagai penyedia informasi

Kegunaan informasi akuntansi adalah untuk:
1. Membuat perencanaan yang efektif, sekaligus mengadakan pengawasan, serta pengambilan keputusan ekonomi yang tepat oleh manajemen;
2. Pertanggungjawaban entitas kepada para investor, kreditor, pemerintah, dan sebagainya.

Jika ditinjau dari sudut pandang proses kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu entitas.  Dari sini bisa dilihat, bahwa akuntansi merupakan kegiatan yang kompleks, menyangkut berbagai macam kegiatan, sehingga pada dasarnya akuntansi harus:
1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil;
2. Memroses atau menganalisis data yang relevan;
3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Dari definisi di atas, secara sederhana kita dapat menjelaskan bahwa akuntansi dapat menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi erusahaan. Akuntansi juga memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.
Dengan demikian, secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi keuangan yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.  Sebagai suatu sistem informasi keuangan, akuntansi merupakan sebuah proses dari 3 (tiga) aktivitas, yaitu engidentifikasian, pencatatan dan komunikasi kejadian-kejadian ekonomis suatu perusahaan yang menghasilkan informasi bagi penggunanya,

KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya membeli barang (komoditi) dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa merubah sifat dan bentuknya. Pengertian di atas menunjukkan bahwa ciri khas perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan jasa yang telah dikenal sebelumnya. Perbedaan tersebut terletak pada kegiatan perusahaan dagang yang meliputi pembelian barang dagangan, menyimpannya sementara dan kemudian menjual persediaan barang dagangannya kepada pelanggan untuk memperoleh uang kas, selanjutnya menggunakan uang kas untuk membeli persediaan lagi.

Contoh perusahaan dagang ini, misalnya Giant Hypermarket, Indomaret, Matahari Dept Store, toko kelontong, Toko Buku Gramedia dan lain sebagainya. Perusahaan dagang yang membeli dan menjual barang dalam partai besar disebut grosir dan perusahaan dagang yang menjual dalam partai kecil disebut pedagang eceran (retailer). Baik grosir maupun retailer pada dasarnya memiliki kesamaan dalam kegiatan/transaksi pokok, yaitu:  Pembelian,
1. Retur pembelian dan potongan harga,
2. Potongan pembelian,
3. Penjualan,
4. Retur penjualan dan potongan harga,
5. Potongan penjualan,
6. Ongkos angkut.

Beban-beban yang harus dibayar

Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual liabilities) Beban-beban yang harus dibayar adalah kewajiban terhadap beban-beban yang telah terjadi, tapi belum dibayar karena belum jatuh tempo pada akhir periode yang bersangkutan. Yang termasuk dalam kelompok ini  adalah hutang gaji dan upah, hutang komisi, dan hutang bunga. Dalam contoh telah diberikan contoh mengenai bunga yang masih harus dibayar atau hutang bunga. 
Gaji dan upah yang dibayarkan kepada karyawan dan buruh perusahaan pada umumnya telah dipotong dengan bermacam–macam potongan. Misalnya :
1. Pajak Pendapatan. 
2. Pensiun.
3. Asuransi hari tua.
4. Tabungan wajib.
5. Iuran wajib.
Selama dana–dana tersebut belum digunakan harus nampak sebagai pos hutang di dalam neraca perusahaan.
Hutang Deposit Pelanggan
Hutang deposit pelanggan timbul karena perusahaan mengharuskan pelanggan untuk membayar sejumlah uang sebagai jaminan atas harta yang dipinjamnya dan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengembalikan uang ini kepada pelanggan pada kondisi tertentu. Uang jaminan semacam ini sering dijumpai pada perusahaan minuman atau gas. Tentu uang jaminan yang dikelompokkan sebagai hutang lancar adalah uang jaminan yang diharapkan akan dikembalikan sesudah barang–barang milik perusahaan dikembalikan oleh pembeli.

Jenis-Jenis Hutang Jangka Pendek

1. Hutang Dagang
Hutang dagang atau account payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan kepada pemasok, karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu contoh hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara kredit. Hutang ini tidak memerlukan surat atau perjanjian tertulis sehingga pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya.

2. Hutang wesel atau Promes
Hutang wesel atau promes adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal yang telah ditentukan di kemudian hari. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal dibandingkan dengan hutang dagang biasa.
Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu kurang dari satu tahun maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar. Proses timbulnya hutang wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan pembelian barang atau jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya merupakan hutang dagang biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi kreditur maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel.
Dalam prosedur pembelanjaan lainnya perusahaan juga dapat mendiskontokan wesel bayar pada bank. Diskonto berarti perusahaan mengurangkan sejumlah tertentu dari nilai nominal wesel sehingga peminjam akan memperoleh nilai tunai yang lebih kecil dari nilai nominal wesel.

Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar)

Hutang adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa, yang pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun dengan menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban pelaksanaan,  misalnya  sewa yang diterima di muka, beban yang diterima di muka, uang garansi pembelian dari para pembeli.
Di tinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat pelunasannya, hutang dapat dibagi menjadi dua kelompok: 
1. Kelompok hutang jangka pendek (hutang lancar) 
Hutang Jangka Pendek  (Hutang Lancar), yaitu:
Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).
Yang dimaksud dengan satu siklus operasi normal adalah waktu yang diperlukan agar uang kontan dapat diubah menjadi persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya piutang usaha diubah menjadi uang kontan kembali.
Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka waktu yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun,  satu tahun, tetapi ada juga yang lebih dari satu tahun. Perbedaan ini menyebabkan batasan hutang lancar seperti tersebut di atas dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan, sehingga muncul pendapat yang menyatakan:

Penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya memerlukan pemakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar terhadap hutang jangka pendek (hutang lancar) dikenal sebagai “rasio lancar” atau “current ratio“. Rasio ini merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek. Perusahaan yang memiliki hutang lancar lebih besar dari harta lancar berada dalam posisi yang mengkhawatirkan karena terdapat kemungkinan bahwa utang tersebut tidak akan dapat dilunasi. Menurut Standar Akuntansi Keuangan hutang lancar adalah:
 Hutang yang pelunasannya dengn menggunakan sumber–sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang lancar baru.

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kewajiban atau hutang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sebelumnya, yang dapat menimbulkan adanya utang saat sekarang. 
2. Kewajiban yang ditanggung berupa kewajiban untuk menyerahkan uang, barang atau jasa. 
3. Nilai kewajiban dinyatakan dalam bentuk kesatuan uang. 
4. Kewajiban ditentukan oleh kedua pihak (yang berutang dan yang berpiutang).

Neraca Lajur (Work Sheet)

Neraca lajur (work sheet) adalah kertas kerja untuk menyiapkan laporan keuangan. Biasanya pencatatan transaksi belum lengkap dalam suatu periode, misalnya ada beban yang belum dicatat. Misalnya beban listrik. Listrik biasanya dibayar di bulan berikutnya sedangkan manfaatnya untuk bulan berjalan. Beban seperti ini biasanya dicatat dalam jurnal penyesuaian. Kadang-kadang buku besar juga jumlahnya tidak seimbang. Hal-hal seperti inilah yang menjadi alasan dibutuhkannya neraca lajur. Neraca lajur bukan merupakan bagian laporan keuangan. Neraca lajur hanya kertas kerja bagi penyusun laporan keuangan. Namun dengan kertas kerja ini memudahkan penyusunan laporan keuangan. Karena berupa kertas kerja, penyusunannya bisa menggunakan pensil. Dengan kata lain neraca lajur adalah media penyusunan laporan keuangan.

Neraca Saldo
Neraca saldo (trial balance) merupakan jumlah keseluruhan dari saldo buku besar. Jumlah debit dan kredit suatu neraca saldo harus seimbang (balance). Bila tidak seimbang, berarti terdapat kesalahan pencatatan pada jurnal atau pada saat posting. Walaupun begitu, neraca saldo yang seimbang
bukan berarti bebas kesalahan. Salah mencatat perkiraan adalah contohnya. Misalnya transaksi pembelian peralatan kantor dicatat ke perkiraan perlengkapan kantor. Pencatatan salah ini akan membuat neraca saldo tetap seimbang.
Untuk mencari kesalahan yang ditemukan dalam neraca saldo, biasanya digunakan teknik telusur mundur (trace back). Caranya melihat saldo dalam neraca saldo kemudian mundur ke perkiraan (buku besar) kemudian mundur lagi ke jurnal.
Neraca saldo merupakan bagian dari neraca lajur. Namun biasanya sebelum membuat kertas kerja dibuat terlebih dahulu neraca saldo. Tujuannya untuk menguji seimbang atau tidaknya jumlah debit dan kredit buku besar. Bentuk neraca saldo biasanya terdiri dari kolom: nomer perkiraan, nama
perkiraan, debit dan kredit. Berikut ini contoh penyusunan neraca saldo dengan mengambil data dari buku besar bab sebelumnya.

OBLIGASI AKUNTANSI

Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten). Kontrak yang tertulis dalam obligasi berisi janji tertulis dari emiten untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada investor, pada waktu tertentu di masa yang akan datang (umumnya antara 5 – 10 tahun) dan juga membayar imbalan bunga dengan jumlah tertentu pada setiap waktu tertentu.Obligasi (Bonds) merupakan salah satu jenis surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman (investor) dan yang diberi pinjaman (emiten). Ada empat keunggulan obligasi 
(1) Obligasi menghasilkan bunga dalam jumlah tertentu secara reguler, 
(2) Obligasi kurang beresiko, karena ada janji dari emiten untuk membayar kembali pinjaman obligasi seutuhnya, 
(3) Obligasi memiliki jatuh tempo yang telah ditentukan, ketika obligasi habis masanya maka pinjaman obligasi harus dibayar penuh sebesar nilai nominalnya, 
(4) Tingkat bunga obligasi bersifat kompetetif, dalam artian tidak kalah jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga perbankan yang berlaku.
Harga perolehan obligasi merupakan harga beli ditambah biaya komisi dan PPN. Apabila obligasi diperoleh dengan cara pertukaran dengan aktiva selain kas, maka harga perolehan sebesar harga pasar aktiva yang diserahkan. Premium obligasi atau disebut pula agio obligasi terjadi bila harga perolehan lebih besar daripada nilai nominal obligasi. Discount obligasi atau Disagio obligasi terjadi bila nilai nominal obligasi lebih besar daripada harga perolehan obligasi. Apabila perusahaan menjual obligasi sebelum jatuh tempo akan terjadi laba atau rugi.

KEUNGGULAN OBLIGASI
 Obligasi merupakan salah satu alternatif investasi jangka panjang di pasar modal diminati oleh para investor. Ada 4 (empat) ketentuan dasar yang menjadi daya tarik obligasi, yaitu:  
1. Obligasi menghasilkan bunga dalam jumlah tertentu secara reguler.
2. Obligasi kurang beresiko, karena ada janji dari emiten untuk membayar kembali pinjaman obligasi
    seutuhnya.
3. Obligasi memiliki jatuh tempo yang telah ditentukan, ketika obligasi habis masanya maka
    pinjaman obligasi harus dibayar penuh sebesar nilai nominalnya.
4. Tingkat bunga obligasi bersifat kompetetif, dalam artian tidak kalah jika dibandingkan dengan
    tingkat suku bunga perbankan yang berlaku.

Metode Equity

Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Seperti telah dikemukakan di atas, investor disebut mempunyai pengaruh cukup besar apabila memiliki saham 20% atau lebih dari keseluruhan saham yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit saham.

Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan. Perbedaan antara kedua metode tersebut adalah bahwa investor yang menggunakan metode equity (1) memperitungkan laba bersih yang diperoleh perusahaan penerbit saham dalam rekening investasinya, dan (2) dividen yang diterima dari perusahaan penerbit investasi dipandang sebagai pengurangan atas investasinya. Hal tersebut dlakukan investor denga cara sebagai berikut:

1. Investor mencatat bagian laba bersih periodik perusahaan penerbit saham yang menjadi haknya sebagai kenaikan dalam rekening investasinya dan sebagai pendapatan pada periode yang bersangkutan. Sebaliknya apabila perusahaan penerbit saham pada suatu periode mengalami kerugian, maka investor akan mencatat bagian kerugian perusahaan penerbit saham sebagai pengurangan dalam rekening investasinya dan sebagai rugi dalam periode yang bersangkutan. 
2. Investor akan mencatat penerimaan dividen tunai atau dividen dalam bentuk kekayaan lain sebagai pengurangan atas investasi dalam perusahaan penerbit saham yang bersangkutan dan sebagai kenaikan dalam aktivanya.

Sebagai gambaran mengenai akuntansi investasi jangka panjang dalam saham dengan menggunakan metode equity, misalkan pada tanggal I Januari tahun ini, PT Merapi membeli 30.000 lembar saham PT Sindoro dengan  harga Rp 453.000,00, termasuk biaya komisi perantara. Jumlah saham PT Sindoro yang beredar adalah 100.000 lembar. Dengan pembelian saham ini, maka PT Merapi memiliki 30% saham PT Sindoro, yang berarti bahwa PT Merapi dipandang mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kebijakan operasi dan keuangan PT Sindoro. Pada tanggal 30 Desember tahun ini, PT Sindoro melaporkan laba bersih tahun ini sebesar Rp 210.000,00 dan membayar dividen tunai sebesar Rp 100.000,00 (tiap lembar saham mendapat pembagian laba sebesar Rp 1,00)

Metode Harga Perolehan

Metode harga perolehan untuk akuntansi investasi jangka panjang dalam saham digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode harga perolehan ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatanpada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham. Setelah pembelian dicatat, maka investasi jangka panjang dalam saham yang dicatat dengan metode harga perolehan, harus menilai investasinya dengn metode harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar. Denan demikian, pada setiap akhir periode harus ditentukan harga pasar keseluruhan saham yang diiliki untuk dibandingkan dengan keseluruhan harga perolehannya. Apabila keseluruhan harga pasar lebih rendah daripada keseluruhan harga perolehannya, maka selisihnya didebetkan ke rekening yang disebut Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi dan dikredit  ke rekening Cadangan Penurunan Nilai Investasi Jangka Panjang.
Prosedur penilaian investasi jangka panjang dengan  metode harga perolehan seperti diuraikan di atas, sangat mirip dengan prosedur akuntansi utuk investasi sementara dalam saham. Namun demikian, dalam pelaporannya terdapat perbedaan yang besar. Rekening Rugi Investasi Jangka Panjang Belum Direalisasi merupakan rekening kontra modal dan dilaporkan di neraca pada bagian modal, bukan dalam laporan rugi-laba.

Transaksi – transaksi yang umumnya dijumpai dalam akuntansi untuk investasi jangka panjang meliputi (1) pembelian saham, (2) penerimaan deviden, dan (3) penjualan saham. Bila digunakan metode harga perolehan, diperlukan juga prosedur untuk menerapkan harga terendah diantara harga perolehan dan harga pasar untuk menentukan dengan jumlah rupiah berapakah investasi jangka panjang akan dilpaorkan dan membuat jurnal penyesuaian yang diperlukan. 

Untuk memberikan gambaran mengenai akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam saham dengan menggunakan metode harga perolehan, dimisalkan pada tanggal 3 Maret 2012, PT ASIR membeli 5.000 lembar saham PT ASIR dengan harga Rp 14,00 per lembar sebagai investasi jangka panjang. Biaya komisi perantara dalam transaksi tersebut adalah Rp 400,00. saham PT ASIR sebanyak 5.000 lembar yang dibeli oleh PT ASIR tersebut, mencerminkan 2% dari keseluruhan saham PT ASIR yang beredar.

PENGERTIAN DAN JENIS SAHAM


Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut. Umumnya ada dua tipe dasar saham yang dikeluarkan perusahaan, saham biasa dan saham istimewa. Kesamaan dari kedua jenis saham tersebut adalah sama-sama merupakan saham kepemilikan yang diterbitkan oleh perusahaan dan diperdagangkan oleh para investor. Di samping itu para pemegang saham biasa maupun saham istimewa tidak bertanggung jawab atas hutang-hutang perusahaan.Perbedaan yang mendasar antara saham biasa dan saham istimewa adalah sebagai berikut:


Saham Biasa
    1. Pembagian deviden dibayarkan sesudah pembayaran deviden saham istimewa.   
    2. Deviden kemungkinan bisa bertambah bila perusahaan untung lebih banyak.
    3. Kemungkinan kenaikan harga saham lebih cepat.
    4. Para pemegang saham memiliki kesempatan lebih kecil untuk memperoleh kembali sebagian
        investasi jika perusahaan jatuh pailit.
   
Saham Istimewa
    1. Pembagian deviden dijamin dan dibayarkan sebelum deviden saham biasa.
    2. Deviden tidak bertambah bila perusahaan untung lebih banyak.
    3. Kenaikan harga saham lebih lambat,
    4. Para pemegang saham memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh kembali sebagian
        investasi jika perusahaan jatuh pailit



CARA MEMBELI SAHAM

Membeli saham tidak sulit, tetapi harus mengikuti prosedur tersendiri dan melalui broker. Hanya broker yang berhak membeli dan menjual saham di lantai bursa dengan bahasa dan isyarat  khusus. Jika perusahaan ingin membeli saham maka yang harus dihubungi adalah broker atau perusahaan pialang. Para broker ini adalah anggota anggota Bursa (Bursa Efek Jakarta/BEJ atau Bursa Efek Surabaya/BES). Di  bursa domestik, saham-saham umumnya dijual dalam kelipatan 500 saham yang disebut lot. Tetapi ada juga saham yang dijual secara satuan yang disebut dengan odd lot.  Order yang diterima langsung diteruskan ke broker di lantai bursa, dan mereka akan memantau pergerakan harga pada papan harga (atau pada monitor komputer). Bila sudah menemukan harga yang dikehendaki maka transaksi dilakukan. Broker akan memberitahu bahwa transaksi  pembelian saham sesuai dengan harga yang diinginkan telah terjadi. Dalam beberapa hari (paling lambat 4 hari) setelah hari terjadinya transaksi pembayaran sudah harus dilakukan dengan cara mentransfer sejumlah uang ke rekening Untuk pembelian saham tersebut, broker akan membebani biaya komisi, besarnya akan di atur oleh Bursa. Di Bursa Efek Jakarta besarnya biaya komisi tersebut setinggi-tingginya 1% dari nilai transaksi, ini berarti bahwa besarnya biaya komisi dapat dinegosiasikan dengan broker dalam pelaksanaan transaksi. Di samping biaya komisi, ada beban pajak (PPN) yang besarnya 10% dari komisi.

TUJUAN INVESTASI JANGKA PANJANG

salah satu tujuan investasi adalah untuk mencari keuntungan. Secara umum tujuan investasi memang mencari untung, tetapi bagi perusahaan tertentu kemungkinan ada tujuan utama yang lain selain untuk mencari untung. Dari tulisan para ahli, diperoleh informasi bahwa pada umumnya tujuan investasi adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.
c) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
d) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.
e) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

BENTUK-BENTUK INVESTASI JANGKA PANJANG
 Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka panjangnya. Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan untuk operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu pembelian saham atau obligasi.Pada dasarnya semua pilihan investasi mengandung peluang keuntungan di satu sisi dan potensi kerugian atau resiko di sisi lain. Seperti tabungan atau deposito di bank, pada umumnya dapat mendatangkan pendapatan bunga tetap dengan resiko kecil, tetapi sewaktu-waktu mungkin terjadi likuidasi bank yang dapat mengakibatkan hilangnya investasi. Sedang untuk investasi di properti (rumah dan bangunan) menjanjikan keuntungan yang relatif tinggi tetapi juga beresiko tergusur atau terjadi kebakaran. 
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham. Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun, tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam perjanjian awal. Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan penghasilan yang lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang tinggi dan sebaliknya.  Selain itu, investasi dalam saham juga memberikan hak suara sebagai pemilik yang berarti turut menentukan kebijakan perusahaan. Dalam uraian berikut akan dijelaskan akuntansi untuk investasi jangka panjang dalam obligasi maupun saham.

HAKEKAT INVESTASI

Kata investasi sudah lazim dipergunakan dan sering diartikan sebagai penanaman uang dengan tujuan mencari untung. Dalam kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata investasi diartikan lebih jelas, yaitu penanaman uang atau modal di suatu proyek atau perusahaan dengan tujuan untuk mencari untung di masa yang akan datang (Salim,1991). Di Indonesia, topik investasi sudah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 13) Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of  wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.Dilihat dari segi waktu (lamanya), investasi dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu Investasi Lancar dan Investasi Jangka Panjang.

Golongan pertama, investasi lancar yaitu investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang.Sedang investasi jangka panjang adalah investasi selain investasi lancar.Perusahaan melakukan investasi dengan alasan yang berbeda-beda.Bagi beberapa perusahaan, aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan, dan penilaian kinerja perusahaan mungkin sebagian besar, atau seluruhnya bergantung pada hasil yang dilaporkan mengenai aktivitas ini. Beberapa perusahaan melakukan investasi sebagai cara untuk menempatkan kelebihan dana dan beberapa perusahaan lain melakukan perdagangan investasi untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu keuntungan perdagangan.Terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dibuktikan dengan sertifikat atau dokumen lain yang serupa. Hakikat suatu investasi dapat berupa hutang, selain hutang jangka pendek atau hutang dagang, atau instrumen ekuitas.Pada umumnya investasi memiliki hak finansial, sebagai berwujud seperti investasi tanah, bangunan, emas, berlian, atau komoditi lain yang dapat dipasarkan.Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar yang aktif yang dapat membentuk nilai pasar. Untuk jenis investasi tersebut nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar aktif, cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.Atas dasar seluruh uraian di atas maka akhirnya dapat disimpulkan bahwa hakekat investasi jangka panjang adalah:
a) Bagian dari aktiva perusahaan,
b) Ditanamkan dalam bentuk tertentu,
c) Dimaksudkan untuk mencari keuntungan/menambah kekayaan atau
untuk tujuan lainnya.
d) Dalam waktu lebih dari satu tahun.

Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah daftar yang mencerminkan kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi. Periode akuntansi bisa mingguan, bulanan, triwulan atau tahunan. Namun, umumnya laporan laba rugi disusun bulanan. Laporan laba rugi berisi pendapatan dan beban (expense) yang terjadi pada suatu periode akuntansi.Pendapatan (revenue/income) adalah peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban akibat penyerahan barang atau jasa pada suatu periode akuntansi. Beban adalah sejumlah pengorbanan untuk menghasilkan pendapatan atau memberikan manfaat ekonomis pada suatu periode akuntansi. Contoh: beban gaji (salaries expense), beban sewa (rent expense),beban penyusutan (depreciation expense) dan sebagainya.
Biasanya pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan dan pendapatan lain-lain.
Pendapatan  lain-lain adalah pendapatan yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas utama. Contohnya pendapatan bunga bank (interesrs earning). Pendapatan lain-lain disajikan setelah beban usaha. Begitu juga dengan beban dibagi menjadi beban usaha dan beban lain-lain.
Beban lain-lain merupakan beban yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas usaha. Contohnya biaya administrasi bank.Perusahaan adakalanya membagi lagi beban usaha menjadi beban penjualan dan beban administrasi dan umum. Perbedaan laporan laba rugi antara perusahaan dagang dan jasa, pada perusahaan dagang memuat perkiraan harga pokok penjualan. Umumnya laporan laba rugi disajikan dalam bentuk laporan (report form). Berikut ini contoh laporan laba rugi untuk perusahaan dagang dan jasa.

PT SUKAWANA
LAPORAN LABA-RUGI
Bulan Januari 2013

Penjualan Barang Dagangan
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Awal Barang Dagangan
Pembelian
Persediaan Akhir Barang Dagangan
Harga Pokok Penjualan
Beban
Gaji
Beban Angkut
Beban penyusutan
Beban lainnya
Pendapatan Lain-lain
Bunga Bank
Beban Lain-lain
Biaya Administrasi Bank
Laba sebelum pajak

SALON ONENG
Pendapatan
Beban Usaha
Gaji
Komisi
Listrik
Gas
Air

NERACA

Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Isinya terdiri dari harta (asset / aktiva), hutang (kewajiban / liabilities) dan modal (ekuitas / equity). Biasanya neraca disiapkan pada akhir periode akuntansi (akhir bulan atau tahun).Untuk memudahkan analisa biasanya dibuat neraca perbandingan / komparatif antara bulan berjalan dengan bulan sebelumnya. Neraca secara harafiah berarti timbangan. Dalam bahasa Inggrisnya Balance Sheet yang berarti lembar keseimbangan. Alasan penamaan tersebut adalah jumlah aktiva harus seimbang (balance) dengan kewajiban ditambah modal. Jika digambarkan maka tampak seperti berikut ini:
 Aktiva = Kewajiban + Modal
Anatomi Neraca
Neraca terdiri dari dua bagian yaitu:
1.Judul (Heading) terdiri dari:
a. Nama Perusahaan
b. Neraca (nama laporan)
c. Tanggal neraca
2.Isi Neraca
Format neraca juga ada dua yaitu bentuk Report Form (bentuk laporan) dan T Account Form (bentuk perkiraan T). Report Form bentuknya memanjang sedangkan T account ke samping. Perbedaan antara neraca perusahaan dagang dengan perusahaan jasa terletak pada persediaan
barang dagangan (merchandise inventory). Pada perusahaan dagang ada perkiraan barang dagangan pada kelompok harta. Sedangkan pada perusahaan jasa tidak ada karena perusahaan jasa tidak memiliki persediaan. Berikut ini disajikan contoh neraca perusahaan dagang dan jasa. Bentuk laporan (report form) menyajikan neraca perusahaan dagang. Bentuk T Account menyajikan neraca perusahaan jasa.
Aktiva diurutkan berdasarkan likuiditasnya, kewajiban diurutkan berdasarkan jatuh temponya. Modal diurutkan berdasarkan kekekalannya.Urutan lengkapnya sebagai berikut:
Aktiva
Aktiva Lancar
Investasi
Aktiva Tetap
Aktiva Tak Berwujud
Aktiva Lain-lain

Kewajiban
Kewajiban lancar
Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban Lain-lain

Ekuitas (Modal)
Modal Saham
Agio Saham
Laba Ditahan

Pengertian Laporan Keuangan

Produk dari akuntansi adalah laporan keuangan.Laporan keuangan ini berisi informasi yang menggambarkan kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Informasi ini berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk siapa laporan keuangan dihasilkan ? Pemakai laporan keuangan sebenarnya bisa dibagi dua yaitu pihak internal dan eksternal. Pihak internal adalah manajemen perusahaan.
Sedangkan pihak eksternal adalah fiskus (pajak), bank, investor dan akuntan publik.
Umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), laporan laba-rugi (profit and loss statement), laporan perubahan modal, laporan keuangan sebagai alat analisa kondisi dan kinerja perusahaan arus kas (cash flow statement) dan catatan atas laporan keuangan (notes of financial statement). Jenis perusahaan pada dasarnya bisa dibagi menjadi tiga yaitu perusahaan dagang, jasa dan industri.
Karakteristik ketiga jenis perusahaan ini tentu berbeda sehingga laporan keuangannya juga berbeda. Perusahaan dagang aktivitasnya membeli barang, menyimpan kemudian menjualnya. Contoh perusahaan dagang: super market, toko buah-buahan, toko buku, distibutor dan sebagainya. Perusahaan jasa aktivitasnya memberikan jasa (service) kepada pelanggan. Contohnya: salon, perusahaan transportasi, akuntan publik, konsultan dan sebagainya. Perusahaan industri aktivitasnya membeli bahan baku, mengolahnya menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Jadi ada proses produksi yaitu pengolahan bahan baku (raw material) menjadi barang jadi (finished goods).
Buku ini akan membahas bagaimana menyiapkan laporan keuangan untuk perusahaan dagang dan jasa.

.