Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

JENIS-JENIS TRANSAKSI

Jenis Bukti Transaksi berbeda-beda sesuai transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Secara garis besar transaksi yang terjadi dalam perusahaan dapat dikelompokan dalam :
a. Transaksi pengeluaran uang/kas
b. Transaksi penerimaan uang/kas
c. Transaksi Pemberian kredit
d. Transaksi Penjualan kredit
e. Transaksi lain-lain

a. Bukti Transaksi Pengeluaran Uang
 Bukti pengeluaran uang dapat diperoleh dari bukti ekstern yaitu kwitansi yang dibuat dan ditanda tangani oleh pihak penerima uang. Seperti pada contoh kwitansi yang di tanda tangani oleh Tuan Aries Karjo sebagai pembayar. satu bukti transaksi. Contoh Tuan Bambang membayar utangnya kepada Distributor Jaya Abadi, dengan Check, maka Check yang telah ditulis dan ditanda tangani tuan disobek dan diserahkan kepada Distributor Abadi, Strook masih tertempel dalam Buku Check .
Selain bukti ekstern tersebut bukti pengeluaran uang, perusahaan dapat membuat bukti intern untuk meningkatkan pengendalian usahanya. Bukti-bukti inetern dilampiri bukti-bukti pendukung yang memperkuat alasan pembayaran uang tersebut dan dilampiri juga  bukti ekstern (kwitansi) atau bukti lain). Bukti intern pengeluaran uang ini adalah Bukti Kas Keluar. Sebagai contoh, Pembayaran Hutang (faktur pembelian)  dari PT. Patal Mataram Kepada PT. “ Adi Rasa”

b. Bukti Transaksi Penerimaan Uang
Pada saat menerima pembayaran/uang, penerima uang membuat dan menandatangani kwitansi yang bermeterai sesuai dengan peraturan Bea + Meterai, lembar utama diserahkan kepada yang membayar. Strook tertanggal pada buku kwitansi, atau kwitansi dibuat rangkap dua, yang asli dan bermeterai diserahkan kepada pembayar, tembusan atau copy sebagai arsip Strook atau copy kwitansi sebagai bukti transaksi penerimaan uang. Sepertinya hal pengeluaran kas, untuk meningkatkan pengendalian, penerimaan kas dapat dibuatkan bukti-bukti intern yang dilampiri dokumen
Nomor Urut : 02/BKK/I/86
Tanggal : 2 Januari 1986 No. CHECK : 0332/BNI-1946
Dibayarkan kepada  : PT. “ADI RASA” Yogyakarta
Jumlah dibayar        :     
Pembayaran atas pembelian 10.000 buah paper Cores @ Rp 99,00
Keterangan           :
Pada tanggal 7 Desember 1985
Faktur No. : 415/PC/85
                 - 10.000 buah @ Rp 99 = Rp 990.000,00
                 - PPN 10 %                    = Rp   99.000,00


# satu juta delapan puluh sembilan ribu rupiah
Jumlah : Rp  1.089.000,00
Disetujui oleh :
Dibayarkan :
Drs. AGUS MARGONO
DADANG SUDRADJAD
Dibukukan
Tanda Tangan

pendukung penerimaan tersebut. Bukti intern penerimaan uang ini adalah Bukti Kas Masuk.

c. Bukti Pembelian Kredit
Pembelian kredit atas barang-barang dilakukan dengan perjanjian mengenai sayarat-syarat pembayaran dan syarat-syarat penyerahan. Setelah terjadi kesepakatan barang dikirimkan oleh penjualan kepada pembelian disertai dokumen-dokumen; seperti faktur dan surat pengiriman barang (DO). Dokumen-dokukmen ini dibuat beberapa copy, yang asli dikirimkan kepada pembeli copy sebagai arsip penjual untuk berbagai keperluan. Bagi pembeli faktur yang diterima dari penjual merupakan bukti transaksi dari penjual merupakan Bukti Transaksi Pembelian Kredit.

d. Bukti Pembelian Tunai
Bukti Transaksi Pembelian Tunai dapat berupa kwitansi, atau Nota Pembelian yang asli yang diterima pembeli dari penjual, atau dapat dibuatkan bukti intern oleh perusahaan yaitu Bukti Kas Keluar.

e. Bukti Penjualan Kredit
  Bukti penjualaan kredit berupa tembusan/copy faktur yang dibuatkan oleh penjual yang aslinya dikirimkan kepada pembeli, misalkan PT. PATAL Mataram menjual dengan kredit pada CV. Sandang Kencana, Faktur asli yang dikirimkan kepada CV. Sandang Kencana

f. Bukti Penjualan Tunai
 Penerimaan uang dari penjualan tunai berupa copy nota penjualan, strook yang tertinggal atau copy kwitansi dan dapat juga dibuat bukti interm yaitu Bukti Kas Masuk

g. Bukti-bukti Transaksi lain-lain
Transaksi-tansaksi lain seperti retur pembelian, retur penjualan, daftar/struk gaji, pembebanan perlengkapan, beban penyusutan dan dibuatkan bukti-bukti intern, yaitu bukti memo dibuat oleh Pimpinan atau pemilik perusahaan.

Akuntansi Persediaan

Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu jumlah aktiva berwujud (tangible assets) yang memenuhi kriteria (PSAK: Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14)  yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

KLASIFIKASI PERSEDIAAN
 Berdasarkan kriteria di atas, persediaan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
a) Barang dagangan yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam kondisi sudah siap untuk dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut. Misalnya persediaan pedagang mobil akan terdiri dari mobil, persediaan toko bahan makanan akan terdiri dari sayur, daging, makanan/minuman dalam kaleng, bahan roti dan kue, dan lain-lain.

b) Bahan baku adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam keadaan harus dikembangkan/diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagain utama dari barang jadi. Misalnya untuk memproduksi sepeda maka bahan baku yang dibutuhkan adalah pipa baja.

c) Bahan pembantu adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam rangka mendukung proses produksi sampai menjadi barang jadi. Misalnya aksesoris perlengkapan sepeda merupakan bahan pembantu bagi pembuatan sepeda.

d) Barang dalam proses adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum selesai diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Barang dalam proses dapat dilihat ketika anda berkunjung ke sebuah pabrik yang sedang dalam proses produksi, misalnya pipa baja yang sedang diproses dengan mesin agar menjadi bentuk yang diharapkan.

e) Barang jadi adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk dan telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja serta biaya overhead  pabrik secara tuntas. Misalnya penyelesaian akhir dari sebuah sepeda sehingga menjadi sepeda yang siap untuk dijual.

Pengeluaran Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto

Apabila tingkat bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga obligasi, maka pembeli (investor) akan bersedia membayar dengan harga harga lebih tinggi darui nilai nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor bersedia membayar dengan premi. Premi akan mengurangi beban bunga. Sebaliknya diskonto akan menambah  beban bunga.

Obligasi kadang-kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal bunga tetapi pada suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga. Mengingat bahwa bunga obligasi selalu dibayar untuk periode waktu tetap, maka pembeli obligasi dikenakan bunga berjalan yaitu bunga antara tanggal pembayaran bunga yang terakhir sampai dengan tanggal pengeluaran (penjualan) obligasi.

Keuntungan ataupun kerugian sebagai akibat adanya premi atau diskonto dari penjualan obligasi bukanlah merupakan laba atau rugi pada periode di mana penjualan itu terjadi, melinkan merupakan keuntungan atau kerugian sepanjang umur dari Hutang obligasi yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap akhir periode (tahun) perlu disusun jurnal pembebanan keuntungan atau kerugian tersebut ke akun “Beban bunga”, melalui jurnal penyesuaian.


.